Perdarahan
primer : terjadi dalam waktu 24 jam pascapersalinan.
Perdarahan sekunder : terjadi dalam waktu sesudah 24 jam pertama pascapersalinan itu.
Perdarahan sekunder : terjadi dalam waktu sesudah 24 jam pertama pascapersalinan itu.
Masalah di
Indonesia
Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi HPP terlambat datang di rumah sakit, waktu tiba keadaan umum / hemodinamiknya sudah memburuk.
Akibatnya mortalitas tinggi.
Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi HPP terlambat datang di rumah sakit, waktu tiba keadaan umum / hemodinamiknya sudah memburuk.
Akibatnya mortalitas tinggi.
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
1. atonia uteri
2. perlukaan jalan lahir
3. pelepasan plasenta dari uterus
4. tertinggalnya sebagian plasenta dalam uterus (retensio, akreta, suksenturiata..)
5. kelainan proses pembekuan darah akibat hipofibrinogenemia
6. iatrogenik – tindakan yang salah untuk mempercepat kala 3 : penarikan tali pusat, penekanan uterus ke arah bawah untuk mengeluarkan plasenta dengan cepat, dan sebagainya.
1. atonia uteri
2. perlukaan jalan lahir
3. pelepasan plasenta dari uterus
4. tertinggalnya sebagian plasenta dalam uterus (retensio, akreta, suksenturiata..)
5. kelainan proses pembekuan darah akibat hipofibrinogenemia
6. iatrogenik – tindakan yang salah untuk mempercepat kala 3 : penarikan tali pusat, penekanan uterus ke arah bawah untuk mengeluarkan plasenta dengan cepat, dan sebagainya.
DIAGNOSIS
Prinsip :
1. bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, pertama-tama dipikirkan bahwa perdarahan tersebut berasal dari retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
2. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir.
Prinsip :
1. bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, pertama-tama dipikirkan bahwa perdarahan tersebut berasal dari retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
2. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir.
Jika
perdarahan masif, diagnosis relatif lebih mudah.
HATI-HATI pada perdarahan lambat, sedikit-sedikit tapi terus-menerus, dapat tidak terdeteksi / terdiagnosis.
Sehingga pada perawatan pascapersalinan perlu observasi klinis dan laboratorium serial.
HATI-HATI pada perdarahan lambat, sedikit-sedikit tapi terus-menerus, dapat tidak terdeteksi / terdiagnosis.
Sehingga pada perawatan pascapersalinan perlu observasi klinis dan laboratorium serial.
PRINSIP !!
Perdarahan hanyalah GEJALA !! Harus diketahui dan ditatalaksana penyebabnya !!!
Bukan sekedar memperbaiki Hb !!
(misalnya dengan transfusi, obat2an hematinik, begitu..)
Perdarahan hanyalah GEJALA !! Harus diketahui dan ditatalaksana penyebabnya !!!
Bukan sekedar memperbaiki Hb !!
(misalnya dengan transfusi, obat2an hematinik, begitu..)
Bedakan :
Perdarahan karena perlukaan jalan lahir, kontraksi uterus baik.
Perdarahan karena atonia uteri atau sisa plasenta, kontraksi uterus kurang baik.
Perdarahan karena perlukaan jalan lahir, kontraksi uterus baik.
Perdarahan karena atonia uteri atau sisa plasenta, kontraksi uterus kurang baik.
PENATALAKSANAAN
Terapi terbaik adalah PENCEGAHAN sejak masa antenatal. Tatalaksana anemia dengan nutrisi / gizi dan obat hematinik, vitamin, mineral. Jika ada faktor risiko, dapat dilakukan autotransfusi / transfusi homologus (pasien menabung darahnya sendiri untuk digunakan waktu persalinan).
Terapi terbaik adalah PENCEGAHAN sejak masa antenatal. Tatalaksana anemia dengan nutrisi / gizi dan obat hematinik, vitamin, mineral. Jika ada faktor risiko, dapat dilakukan autotransfusi / transfusi homologus (pasien menabung darahnya sendiri untuk digunakan waktu persalinan).
Pada waktu
persalinan, siapkan keperluan untuk resusitasi dan transfusi.
Segera
sesudah bayi lahir, injeksi intramuskular ergometrin dan / atau oksitosin untuk
meningkatkan kontraksi uterus (dilakukan juga pada persalinan normal biasa)
HATI-HATI
pada kehamilan gemelli / kembar yang tidak diketahui sebelumnya, pemberian
uterotonik setelah bayi lahir dapat menyebabkan terjepit / terperangkapnya bayi
kedua yang masih berada di dalam.
URUTAN
/ SISTEMATIKA TINDAKAN PADA KASUS
PERDARAHAN PASCAPERSALINAN
1. segera sesudah bayi lahir,
injeksi intramuskular ergometrin dan / atau oksitosin untuk meningkatkan
kontraksi uterus (dilakukan juga pada persalinan normal biasa)
PERDARAHAN PASCAPERSALINAN
2. jika
terjadi perdarahan, sementara plasenta belum lahir (paling lama 30 menit
sesudah bayi lahir), lakukan manuver aktif untuk mengeluarkan plasenta
(dianjurkan cara Brandt-Andrews atau manual – lihat kuliah pimpinan persalinan
normal)
3. jika
terdapat sisa plasenta yang sulit dikeluarkan (retensio / inkreta / akreta /
perkreta dsb), sementara perdarahan berjalan terus, mulai dipikirkan
pertimbangan untuk laparotomi / histerektomi.
5. Dapat
juga dilakukan pemasangan tampon uterovaginal, dengan kasa gulung panjang yang
dipasang padat memenuhi uterus sampai vagina, dipertahankan selama 12-24 jam.
6. jika
akhirnya diputuskan tindakan laparotomi, lakukan ikatan arterii hipogastrika
kanan dan kiri, serta, alternatif terakhir, histerektomi
Untuk
histerektomi, HARUS diyakini benar bahwa perdarahan berasal dari sisa
implantasi plasenta atau dari dinding uterus, bukan dari robekan / perlukaan
jalan lahir lainnya atau dari gangguan hematologi lainnya