Jumat, 09 Desember 2011


KANKER PAYUDARA
by: Isnitra Tutra Sayekti/E/201110104201

1.    Definisi Kanker Payudara
      Kanker adalah kelompok penyakit, dimana sel tumbuh berkembang, berubah dan menduplikasi diri diluar kendali. Biasanya, nama kanker diberikan berdasar bagian tubuh dimana kanker pertama kali tumbuh.
Jadi, kanker payudara merujuk pada pertumbuhan serta perkembangbiakan, sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara (Chyntia, 2009).
2.    Penyebab Kanker Payudara
      Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker payudara terjadi, namun ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Menurut Saryono (2009), faktor risiko kanker payudara pada wanita antara lain:
a.       Wanita diatas usia 30 tahun
b.      Wanita yang sudah menikah
c.       Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak
d.      Tidak pernah menyusui
e.       Mengalami trauma berulang kali pada payudara
f.       Riwayat-riwayat keluarga penderita penyakit kanker
g.      Menstruasi pada usia yang sangat muda
h.      Wanita yang mengalami gangguan jiwa (stres berat)
i.        Paparan sinar radioaktif
j.        Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang (pil KB, hormone replacement therapy).
3.    Tanda dan Gejala Kanker Payudara
      Menurut Purwoastuti (2008), tanda dan gejala kanker payudara adalah:
a.         Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan jaringan dari dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri sehingga kurang mendapat perhatian dari penderita.
b.         Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
c.         Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
d.        Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan.
e.         Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng dan tertarik ke dalam.
f.          Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’ Orange).
g.         Terkadang keluar cairan, darah merah kehitam-hitaman, atau nanah dari puting susu, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
h.         Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
i.           Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.
j.           Keadaan umum penderita buruk.


4.    Stadium Kanker Payudara
      Menurut Ramli (2005), stadium kanker payudara adalah sebagai berikut:
a.         Stadium I
Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional belum teraba.
b.         Stadium II
Sesuai dengan stadium I, hanya besarn tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.
c.         Stadium IIIA
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sma lain.
d.        Stadium IIIB
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), fiksasi pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada oedema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastasis jauh.


e.         Stadium IV
Tumor seperti pada stadium yang lain (I, II, III). Tetapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-clavicula dan metastasis jauh lainnya.
      Menurut Chintya (2009), stadium kanker payudara berdasarkan penilaian TNM adalah sebagai berikut:
1)      T (Tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer.
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.
T 2: ukuran tumor diameter 2-5 cm.
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm.
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil diluar tumor utama.
2)      N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb):
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksila.
N 1: ada metastasis ke kgb aksila yang masih dapat digerakkan.
N 2: ada metastasis ke kgb aksila yang sulit digerakkan.
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula)
3)      M (Metastasis), penyebaran jauh:
M x : metastasis jauh belum dapat dinilai.
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh.
M 1 : terdapat metastasis jauh.
      Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut:
Stadium 0      : T0 N0 M0
Stadium 1      : T1 N0 M0
Stadium IIA  : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium IIB  : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium IIIA: T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 /
                          T2 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium IIIC : Tiap T N3 M0
Stadium IV    : Tiap T-Tiap N-M1
5.    Diagnosis Kanker Payudara
      Menurut Saryono (2009) kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mammografi.
a.         Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI atau Breast Self Examination)
             Semua wanita di atas usia 20 tahun sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan dan segera periksakan diri ke dokter bila ditemukan benjolan. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. American Cancer Society dalam proyek skrining kanker payudara menganjurkan hal berikut pada wanita walaupun tidak dijumpai keluhan apapun.
1)        Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan.
2)        Wanita > 35 tahun – 40 tahun melakukan mammografi.
3)        Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.
4)        Wanita > 50 tahun melakukan check up rutin/mammografi setiap tahun.
5)        Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya keluarga ada yang menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.
b.         Pemeriksaan Klinik
                  Pada usia 20-39 tahun setiap wanita sebaiknya memeriksakan payudaranya ke dokter tiap 3 tahun sekali. Pada usia 40 tahun ke atas sebaiknya dilakukan tiap tahun.
c.          Mammografi
      Mammografi adalah pemeriksaan sinar-x terhadap payudara. Skrining kanker payudara dengan mammografi dianjurkan untuk perempuan berusia lebih dari 40 tahun dengan risiko standar. Untuk wanita dengan risiko tinggi (khususnya dengan mutasi gen tersebut diatas) mammografi sebaiknya dimulai pada usia 25 tahun atau pada usia 5 tahun lebih muda dari anggota keluarganya yang termuda yang mempunyai riwayat kanker payudara.
6.    Pengobatan Kanker Payudara
      Cara pengobatan kanker payudara menurut Suryaningsih (2009) yaitu:
a.         Pengangkatan tumor dengan Lumpectomy
       Cara kerja lumpectomy adalah dengan mengambil atau mengangkat tumor (benjolan) bersama dengan jaringan normal payudara disekitarnya.
b.         Pembedahan dengan Mastektomi
Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara. 
c.         Adjuvant Therapy
            Adjuvant Therapy merupakan pengobatan yang diberikan kepada penderita kanker payudara sebagai tambahan pengobatan setelah operasi. Tujuannya untuk mengurangi risiko tumbuhnya kanker kembali. Adjuvant therapy antara lain:
1)        Terapi Radiasi
       Terapi radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif dan sangat menuju sasaran untuk menghancurkansel kanker yang mungkin masih tertinggal setelah operasi. Radiasi ini dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker. Biasanya terapi radiasi menggunakan x-ray berenergi tinggi atau partikel lain untuk membunuh sel kanker.
2)        Kemoterapi
Kemoterapi adalah menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk membunuh sel kanker. Sistemik kemoterapi, obat kemo tersebut dialirkan lewat pembuluh darah, targetnya adalah seluruh sel kanker yang ada di tubuh. Efek samping obat kemoterapi sangat individual, tergantung dari masing-masing pasien juga dosis yang diberikan.
3)        Terapi Hormon
Terapi hormon berguna bagi pasien yang hasil biopsinya menunjukkan positif yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon-hormon estrogen dan progesteron, sehingga diperlukan obat untuk memblok hormon untuk membatasi pertumbuhan tumor.
4)        Targeted Therapy
Merupakan obat baru yang bekerja untuk mengerem atau menghentikan aksi dari protein abnormal. Protein abnormal ini yang menyebabkan sel kanker tumbuh dan membelah tak terkontrol.
7.      Pencegahan Kanker Payudara
      Kanker payudara dapat dicegah dengan beberapa cara. Menurut Suryaningsih (2009), kanker payudara dapat dicegah dengan cara :
a.         Kesadaran akan payudara itu sendiri,
b.        Memberikan ASI pada bayi,
c.         Jika dalam pemeriksaan payudara sendiri ditemukan keanehan, segera periksa kedokter,
d.        Hindari mengkonsumsi alkohol,
e.         Memperhatikan berat badan,
f.         Berolahraga secara teratur,
g.        Menghindari makanan berlemak,
h.        Belajar bersantai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar