KANKER
PAYUDARA
by: Isnitra Tutra Sayekti/E/201110104201
1. Definisi Kanker Payudara
Kanker adalah kelompok penyakit,
dimana sel tumbuh berkembang, berubah dan menduplikasi diri diluar kendali.
Biasanya, nama kanker diberikan berdasar bagian tubuh dimana kanker pertama
kali tumbuh.
Jadi, kanker payudara merujuk pada pertumbuhan serta perkembangbiakan,
sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara (Chyntia, 2009).
2. Penyebab Kanker Payudara
Sampai saat ini belum diketahui
secara pasti apa yang menyebabkan kanker payudara terjadi, namun ada beberapa
faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Menurut Saryono
(2009), faktor risiko kanker payudara pada wanita antara lain:
a.
Wanita diatas usia 30 tahun
b.
Wanita yang sudah menikah
c.
Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak
d.
Tidak pernah menyusui
e.
Mengalami trauma berulang kali pada payudara
f.
Riwayat-riwayat keluarga penderita penyakit kanker
g.
Menstruasi pada usia yang sangat muda
h.
Wanita yang mengalami gangguan jiwa (stres berat)
i.
Paparan sinar radioaktif
j.
Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang
(pil KB, hormone replacement therapy).
3. Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Menurut Purwoastuti (2008), tanda
dan gejala kanker payudara adalah:
a.
Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat
digerakkan jaringan dari
dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri sehingga
kurang mendapat perhatian dari penderita.
b.
Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
c.
Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
d.
Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan.
e.
Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh
meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng dan tertarik ke dalam.
f.
Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’ Orange).
g.
Terkadang keluar cairan, darah merah kehitam-hitaman,
atau nanah dari puting susu, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang
menyusui.
h.
Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
i.
Metastase
(menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.
j.
Keadaan umum penderita buruk.
4. Stadium Kanker Payudara
Menurut Ramli (2005), stadium
kanker payudara adalah sebagai berikut:
a.
Stadium I
Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan
yang dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional
belum teraba.
b.
Stadium II
Sesuai dengan stadium I, hanya besarn tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu
atau beberapa kelenjar getah bening (KGB) aksila
yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.
c.
Stadium IIIA
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di jaringan
sekitarnya, kelenjar getah bening aksila
masih bebas satu sma lain.
d.
Stadium IIIB
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), fiksasi pada kulit atau
dinding dada, kulit merah dan ada oedema
(lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau
terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastasis jauh.
e.
Stadium IV
Tumor seperti pada stadium yang lain (I, II, III). Tetapi sudah disertai
dengan kelenjar getah bening aksila
supra-clavicula dan metastasis jauh lainnya.
Menurut Chintya (2009), stadium
kanker payudara berdasarkan penilaian TNM adalah sebagai berikut:
1) T
(Tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor
primer.
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.
T 2: ukuran tumor diameter 2-5 cm.
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm.
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada
penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok,
bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil diluar tumor utama.
2) N
(Node), kelenjar getah bening
regional (kgb):
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksila.
N 1: ada metastasis ke kgb aksila
yang masih dapat digerakkan.
N 2: ada metastasis ke kgb aksila yang sulit digerakkan.
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang
selangka (supraclavicula)
3) M
(Metastasis), penyebaran jauh:
M x : metastasis
jauh belum dapat dinilai.
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh.
M 1 : terdapat metastasis
jauh.
Setelah masing-masing faktor T, N,
M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium
kanker sebagai berikut:
Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 :
T1 N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0 / T3
N0 M0
Stadium IIIA: T0 N2 M0 / T1 N2
M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 /
T2
N2 M0
Stadium IIIB : T4
N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium IIIC :
Tiap T N3 M0
Stadium IV :
Tiap T-Tiap N-M1
5.
Diagnosis
Kanker Payudara
Menurut Saryono (2009) kanker
payudara dapat ditemukan secara dini dengan SADARI, pemeriksaan klinik dan
pemeriksaan mammografi.
a.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI atau Breast Self Examination)
Semua wanita di atas usia 20 tahun sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan
dan segera periksakan diri ke dokter bila ditemukan benjolan. Pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena
hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. American Cancer Society dalam proyek
skrining kanker payudara menganjurkan hal berikut pada wanita walaupun tidak
dijumpai keluhan apapun.
1)
Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan.
2)
Wanita > 35 tahun – 40 tahun melakukan mammografi.
3)
Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.
4)
Wanita >
50 tahun melakukan check up rutin/mammografi
setiap tahun.
5)
Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya
keluarga ada yang menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih
sering.
b.
Pemeriksaan Klinik
Pada usia 20-39 tahun setiap wanita sebaiknya memeriksakan
payudaranya ke dokter tiap 3 tahun sekali. Pada usia 40 tahun ke atas sebaiknya
dilakukan tiap tahun.
c.
Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan
sinar-x terhadap payudara. Skrining kanker payudara dengan mammografi
dianjurkan untuk perempuan berusia lebih dari 40 tahun dengan risiko standar.
Untuk wanita dengan risiko tinggi (khususnya dengan mutasi gen tersebut diatas)
mammografi sebaiknya dimulai pada usia 25 tahun atau pada usia 5 tahun lebih
muda dari anggota keluarganya yang termuda yang mempunyai riwayat kanker
payudara.
6.
Pengobatan
Kanker Payudara
Cara pengobatan kanker payudara menurut
Suryaningsih (2009) yaitu:
a.
Pengangkatan
tumor dengan Lumpectomy
Cara
kerja lumpectomy adalah dengan
mengambil atau mengangkat tumor (benjolan) bersama dengan jaringan normal
payudara disekitarnya.
b.
Pembedahan
dengan Mastektomi
Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk
mengangkat payudara.
c.
Adjuvant Therapy
Adjuvant Therapy merupakan pengobatan yang diberikan kepada penderita kanker payudara
sebagai tambahan pengobatan setelah operasi. Tujuannya untuk mengurangi risiko tumbuhnya kanker kembali. Adjuvant therapy antara lain:
1)
Terapi Radiasi
Terapi
radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif dan sangat menuju sasaran
untuk menghancurkansel kanker yang mungkin masih tertinggal setelah operasi.
Radiasi ini dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker. Biasanya terapi radiasi
menggunakan x-ray berenergi tinggi
atau partikel lain untuk membunuh sel kanker.
2)
Kemoterapi
Kemoterapi adalah menggunakan suatu obat yang fungsinya
adalah untuk membunuh sel kanker. Sistemik kemoterapi, obat kemo tersebut
dialirkan lewat pembuluh darah, targetnya adalah seluruh sel kanker yang ada di
tubuh. Efek samping obat kemoterapi sangat individual, tergantung dari
masing-masing pasien juga dosis yang diberikan.
3)
Terapi Hormon
Terapi hormon berguna bagi pasien yang hasil biopsinya
menunjukkan positif yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon-hormon estrogen
dan progesteron, sehingga diperlukan obat untuk memblok hormon untuk membatasi
pertumbuhan tumor.
4)
Targeted Therapy
Merupakan
obat baru yang bekerja untuk mengerem atau menghentikan aksi dari protein
abnormal. Protein abnormal ini yang menyebabkan sel kanker tumbuh dan membelah
tak terkontrol.
7.
Pencegahan Kanker Payudara
Kanker payudara dapat dicegah dengan
beberapa cara. Menurut Suryaningsih (2009), kanker payudara dapat dicegah
dengan cara :
a.
Kesadaran akan payudara itu
sendiri,
b.
Memberikan ASI pada bayi,
c.
Jika dalam pemeriksaan payudara
sendiri ditemukan keanehan, segera periksa kedokter,
d.
Hindari mengkonsumsi alkohol,
e.
Memperhatikan berat badan,
f.
Berolahraga secara teratur,
g.
Menghindari makanan berlemak,
h.
Belajar bersantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar