Jumat, 09 Desember 2011

perdarahan pasca persalinan


Perdarahan primer : terjadi dalam waktu 24 jam pascapersalinan.
Perdarahan sekunder : terjadi dalam waktu sesudah 24 jam pertama pascapersalinan itu.
Masalah di Indonesia
Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi HPP terlambat datang di rumah sakit, waktu tiba keadaan umum / hemodinamiknya sudah memburuk.
Akibatnya mortalitas tinggi.
KEMUNGKINAN PENYEBAB

1. atonia uteri
2. perlukaan jalan lahir
3. pelepasan plasenta dari uterus
4. tertinggalnya sebagian plasenta dalam uterus (retensio, akreta, suksenturiata..)
5. kelainan proses pembekuan darah akibat hipofibrinogenemia
6. iatrogenik – tindakan yang salah untuk mempercepat kala 3 : penarikan tali pusat, penekanan uterus ke arah bawah untuk mengeluarkan plasenta dengan cepat, dan sebagainya.
DIAGNOSIS

Prinsip :
1. bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, pertama-tama dipikirkan bahwa perdarahan tersebut berasal dari retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
2. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir.
Jika perdarahan masif, diagnosis relatif lebih mudah.
HATI-HATI pada perdarahan lambat, sedikit-sedikit tapi terus-menerus, dapat tidak terdeteksi / terdiagnosis.
Sehingga pada perawatan pascapersalinan perlu observasi klinis dan laboratorium serial.
PRINSIP !!
Perdarahan hanyalah GEJALA !! Harus diketahui dan ditatalaksana penyebabnya !!!
Bukan sekedar memperbaiki Hb !!
(misalnya dengan transfusi, obat2an hematinik, begitu..)
Bedakan :
Perdarahan karena perlukaan jalan lahir, kontraksi uterus baik.
Perdarahan karena atonia uteri atau sisa plasenta, kontraksi uterus kurang baik.
PENATALAKSANAAN

Terapi terbaik adalah PENCEGAHAN sejak masa antenatal. Tatalaksana anemia dengan nutrisi / gizi dan obat hematinik, vitamin, mineral. Jika ada faktor risiko, dapat dilakukan autotransfusi / transfusi homologus (pasien menabung darahnya sendiri untuk digunakan waktu persalinan).
Pada waktu persalinan, siapkan keperluan untuk resusitasi dan transfusi.
Segera sesudah bayi lahir, injeksi intramuskular ergometrin dan / atau oksitosin untuk meningkatkan kontraksi uterus (dilakukan juga pada persalinan normal biasa)
HATI-HATI pada kehamilan gemelli / kembar yang tidak diketahui sebelumnya, pemberian uterotonik setelah bayi lahir dapat menyebabkan terjepit / terperangkapnya bayi kedua yang masih berada di dalam.
URUTAN / SISTEMATIKA TINDAKAN PADA KASUS
PERDARAHAN PASCAPERSALINAN

1. segera sesudah bayi lahir, injeksi intramuskular ergometrin dan / atau oksitosin untuk meningkatkan kontraksi uterus (dilakukan juga pada persalinan normal biasa)
2. jika terjadi perdarahan, sementara plasenta belum lahir (paling lama 30 menit sesudah bayi lahir), lakukan manuver aktif untuk mengeluarkan plasenta (dianjurkan cara Brandt-Andrews atau manual – lihat kuliah pimpinan persalinan normal)
3. jika terdapat sisa plasenta yang sulit dikeluarkan (retensio / inkreta / akreta / perkreta dsb), sementara perdarahan berjalan terus, mulai dipikirkan pertimbangan untuk laparotomi / histerektomi.
4. usaha untuk menghentikan perdarahan sementara, dapat dengan kompresi bimanual dan massage (Eastman / Dickinson).
5. Dapat juga dilakukan pemasangan tampon uterovaginal, dengan kasa gulung panjang yang dipasang padat memenuhi uterus sampai vagina, dipertahankan selama 12-24 jam.
6. jika akhirnya diputuskan tindakan laparotomi, lakukan ikatan arterii hipogastrika kanan dan kiri, serta, alternatif terakhir, histerektomi
Untuk histerektomi, HARUS diyakini benar bahwa perdarahan berasal dari sisa implantasi plasenta atau dari dinding uterus, bukan dari robekan / perlukaan jalan lahir lainnya atau dari gangguan hematologi lainnya

penyebab keputihan dan cara mengatasinya



Keputihan sungguh mengganggu aktifitas sehari-hari apalagi terkadang disertai dengan adanya rasa gatal. Keputihan mempunyai beberapa penyebab diantaranya adalah :
a. Jamur Candidas atau Monilia
Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal pada kemaluan. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang. Biasanya, kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat Candida karena saat persalinan tanpa sengaja menelan cairan ibunya yang menderita penyakit tersebut.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
c. Bakteri Gardnella
Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan keabuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Beberapa jenis bakteri lain juga memicu munculnya penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoea.
d. Virus
Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin, seperti condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Ini sering pula menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes ditularkan lewat hubungan badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala keputihan akibat virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.
Berikut tips menghindari keputihan
  • Jalani diet yang seimbang dan banyak minum
  • Konsumsi yoghurt, batasi konsumsi gula
  • Cukup tidur dan istirahat
  • Jangan menggaruk vagina sekalipun gatal
  • Jaga kesehatan daerah kewanitaan seperti sering lebih sering ganti pembalut/tampon, memakai celana dalam adri bahan katun dan tidak ketat
  • Cuci pakaian dalam dengan sabun ringan dan jangan gunakan pembalut/pewangi pakaian
  • Jaga kebersihan tubuh, hindari pembersih vagina yang mengandung parfum
  • Gunakan obat keputihan yang diberikan dokter secara teratur walaupun gejala sudah hilang karena kemungkinan infeksi masih terjadi
Demikian semoga informasi dari kami bermanfaat.


KANKER PAYUDARA
by: Isnitra Tutra Sayekti/E/201110104201

1.    Definisi Kanker Payudara
      Kanker adalah kelompok penyakit, dimana sel tumbuh berkembang, berubah dan menduplikasi diri diluar kendali. Biasanya, nama kanker diberikan berdasar bagian tubuh dimana kanker pertama kali tumbuh.
Jadi, kanker payudara merujuk pada pertumbuhan serta perkembangbiakan, sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara (Chyntia, 2009).
2.    Penyebab Kanker Payudara
      Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker payudara terjadi, namun ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Menurut Saryono (2009), faktor risiko kanker payudara pada wanita antara lain:
a.       Wanita diatas usia 30 tahun
b.      Wanita yang sudah menikah
c.       Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak
d.      Tidak pernah menyusui
e.       Mengalami trauma berulang kali pada payudara
f.       Riwayat-riwayat keluarga penderita penyakit kanker
g.      Menstruasi pada usia yang sangat muda
h.      Wanita yang mengalami gangguan jiwa (stres berat)
i.        Paparan sinar radioaktif
j.        Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang (pil KB, hormone replacement therapy).
3.    Tanda dan Gejala Kanker Payudara
      Menurut Purwoastuti (2008), tanda dan gejala kanker payudara adalah:
a.         Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan jaringan dari dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri sehingga kurang mendapat perhatian dari penderita.
b.         Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
c.         Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
d.        Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan.
e.         Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng dan tertarik ke dalam.
f.          Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’ Orange).
g.         Terkadang keluar cairan, darah merah kehitam-hitaman, atau nanah dari puting susu, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
h.         Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
i.           Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.
j.           Keadaan umum penderita buruk.


4.    Stadium Kanker Payudara
      Menurut Ramli (2005), stadium kanker payudara adalah sebagai berikut:
a.         Stadium I
Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional belum teraba.
b.         Stadium II
Sesuai dengan stadium I, hanya besarn tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.
c.         Stadium IIIA
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sma lain.
d.        Stadium IIIB
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), fiksasi pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada oedema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastasis jauh.


e.         Stadium IV
Tumor seperti pada stadium yang lain (I, II, III). Tetapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-clavicula dan metastasis jauh lainnya.
      Menurut Chintya (2009), stadium kanker payudara berdasarkan penilaian TNM adalah sebagai berikut:
1)      T (Tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer.
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.
T 2: ukuran tumor diameter 2-5 cm.
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm.
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil diluar tumor utama.
2)      N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb):
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksila.
N 1: ada metastasis ke kgb aksila yang masih dapat digerakkan.
N 2: ada metastasis ke kgb aksila yang sulit digerakkan.
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula)
3)      M (Metastasis), penyebaran jauh:
M x : metastasis jauh belum dapat dinilai.
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh.
M 1 : terdapat metastasis jauh.
      Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut:
Stadium 0      : T0 N0 M0
Stadium 1      : T1 N0 M0
Stadium IIA  : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium IIB  : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium IIIA: T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 /
                          T2 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium IIIC : Tiap T N3 M0
Stadium IV    : Tiap T-Tiap N-M1
5.    Diagnosis Kanker Payudara
      Menurut Saryono (2009) kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mammografi.
a.         Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI atau Breast Self Examination)
             Semua wanita di atas usia 20 tahun sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan dan segera periksakan diri ke dokter bila ditemukan benjolan. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. American Cancer Society dalam proyek skrining kanker payudara menganjurkan hal berikut pada wanita walaupun tidak dijumpai keluhan apapun.
1)        Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan.
2)        Wanita > 35 tahun – 40 tahun melakukan mammografi.
3)        Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.
4)        Wanita > 50 tahun melakukan check up rutin/mammografi setiap tahun.
5)        Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya keluarga ada yang menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.
b.         Pemeriksaan Klinik
                  Pada usia 20-39 tahun setiap wanita sebaiknya memeriksakan payudaranya ke dokter tiap 3 tahun sekali. Pada usia 40 tahun ke atas sebaiknya dilakukan tiap tahun.
c.          Mammografi
      Mammografi adalah pemeriksaan sinar-x terhadap payudara. Skrining kanker payudara dengan mammografi dianjurkan untuk perempuan berusia lebih dari 40 tahun dengan risiko standar. Untuk wanita dengan risiko tinggi (khususnya dengan mutasi gen tersebut diatas) mammografi sebaiknya dimulai pada usia 25 tahun atau pada usia 5 tahun lebih muda dari anggota keluarganya yang termuda yang mempunyai riwayat kanker payudara.
6.    Pengobatan Kanker Payudara
      Cara pengobatan kanker payudara menurut Suryaningsih (2009) yaitu:
a.         Pengangkatan tumor dengan Lumpectomy
       Cara kerja lumpectomy adalah dengan mengambil atau mengangkat tumor (benjolan) bersama dengan jaringan normal payudara disekitarnya.
b.         Pembedahan dengan Mastektomi
Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara. 
c.         Adjuvant Therapy
            Adjuvant Therapy merupakan pengobatan yang diberikan kepada penderita kanker payudara sebagai tambahan pengobatan setelah operasi. Tujuannya untuk mengurangi risiko tumbuhnya kanker kembali. Adjuvant therapy antara lain:
1)        Terapi Radiasi
       Terapi radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif dan sangat menuju sasaran untuk menghancurkansel kanker yang mungkin masih tertinggal setelah operasi. Radiasi ini dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker. Biasanya terapi radiasi menggunakan x-ray berenergi tinggi atau partikel lain untuk membunuh sel kanker.
2)        Kemoterapi
Kemoterapi adalah menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk membunuh sel kanker. Sistemik kemoterapi, obat kemo tersebut dialirkan lewat pembuluh darah, targetnya adalah seluruh sel kanker yang ada di tubuh. Efek samping obat kemoterapi sangat individual, tergantung dari masing-masing pasien juga dosis yang diberikan.
3)        Terapi Hormon
Terapi hormon berguna bagi pasien yang hasil biopsinya menunjukkan positif yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon-hormon estrogen dan progesteron, sehingga diperlukan obat untuk memblok hormon untuk membatasi pertumbuhan tumor.
4)        Targeted Therapy
Merupakan obat baru yang bekerja untuk mengerem atau menghentikan aksi dari protein abnormal. Protein abnormal ini yang menyebabkan sel kanker tumbuh dan membelah tak terkontrol.
7.      Pencegahan Kanker Payudara
      Kanker payudara dapat dicegah dengan beberapa cara. Menurut Suryaningsih (2009), kanker payudara dapat dicegah dengan cara :
a.         Kesadaran akan payudara itu sendiri,
b.        Memberikan ASI pada bayi,
c.         Jika dalam pemeriksaan payudara sendiri ditemukan keanehan, segera periksa kedokter,
d.        Hindari mengkonsumsi alkohol,
e.         Memperhatikan berat badan,
f.         Berolahraga secara teratur,
g.        Menghindari makanan berlemak,
h.        Belajar bersantai.